Wednesday, March 5, 2008

A Wedding Dream

Buat yg masih single, pernah gak kepikiran, pesta pernikahan kita besok bakalan seperti apa?

Orang2 single di sekitarku sudah memikirkan itu. Misalnya, salah satu sepupuku. Dia bilang dia ingin pernikahan "devil couple". Jadi, nanti, dia dan calon suaminya itu (yg sampai skrg masih N/A - not applicable), akan berdandan ala devil. Sepupuku itu pake baju warna merah dg kerah tinggi dan pake tanduk merah di kepalanya. Semacam "Devil Queen" lah. Trus, calon suaminya pake baju hitam hitam plus tanduk hitam di kepalanya. Trus nanti pestanya malem2 dan tempat pestanya di Dufan. Hmm, jadi sbnrnya dia mau nikah sama badut dufan ya? :P

Seorang teman juga sudah merencanakan sebuah pesta kebun untuk pesta pernikahannya nanti. Tenang, yg ini sudah punya calon suami, tanggalnya aja yg masih N/A. Dia pengen pesta kebun itu di halaman rumahnya yg luas, trus pake tenda-tenda putih ber-AC gitu. Trus ada ribuan bunga yg bertaburan memenuhi tempat pesta itu. Romantis juga...

Aku sendiri?

Sebagai orang yg insya Alloh akan menikah 5 bulan lagi, aku justru sama sekali belum kepikiran pesta pernikahanku seperti apa. Sepupu2ku sudah mulai heboh dg "Dina, kamu tuh harus mulai mikir, disesuaiin dong konsep pernikahan dg tempat, tema pakaian, undangan, foto pre-wed, souvenir, dll.. Lima bulan itu cepet bgt lho!" Etc... etc...

Dan saking bingungnya akhirnya aku memutuskan untuk menyerahkan segala macam urusan pernikahan ini pada wedding planners-ku: a.k.a. my mom & my bude(s). Toh kalopun aku punya konsep, kalo mereka gak setuju pasti gagal juga. hehe.

Akhirnya aku cuma nurut saja. "Dina, kamu beli kain yg kayak gini buat kebayanya ya"..
"Dina, konsep undangannya biar dibikin adikmu aja ya", "Dina, ibu dah pesen souvenirnya. pokoknya itu ya." dll. Dan jawabanku hanyalah "Iya, iya.... Asal jangan disuruh ngeluarin duitnya aja. Huehehehe.

Yah begitulah suka dukanya orang yang tidak punya konsep plus tidak punya biaya untuk membiayai pernikahan sendiri. Maklum, calon suamiku seorang PNS n diriku sendiri hanyalah seorang pegawai swasta yg borosnya minta ampun! Mana mampu ngumpulin duit buat nikahan. hehe.

Keuntungan dari perpaduan tidak punya konsep + biaya di atas:
- Bisa menikah dg pesta maksimal dan dana (dr kantong sendiri) minimal
- Kadang masih bisa request2 "aku pengen kyk gini" kalo sesuai dg konsep+budget ortu
- Gak perlu susah2 mikir! kan udah ada yg mikirin! hehe.

Kerugian:
- Apapun konsep yg di kepalamu gak bakalan kepake kalo gak sesuai dg budget n konsep ortu
- Gak menikmati seru & hebohnya mempersiapkan pernikahan
- Gak menikmati seru & hebohnya nyari duit buat persiapan pernikahan
- Kalo ditanyain orang termasuk camer jawabannya standar bgt : "gak ngerti" ----> tampak bego
- Lain kali ditanyain orang ttg gimana repotnya ngurus pernikahan, jawabannya standar jg: "gak ngurusin" ---> lebih tampak bego lagi

Baiklah, mungkin ada yg nanya: "Kalo lo gak punya duit apalagi konsep, ngapain lo pengen bikin pesta buat nikahan lo. Dateng aja ke KUA, beres."

Well, tell my parents 'bout that. Dari aku lulus SMA, ortuku dah punya konsep, "Kalo Dina nikah, bapak pengennya gini gini..." Jadi, Dina menyerah saja kan?

Anyway, I'm going to get married. And I do hope, everything's running well.

No comments: